Jogja dan hal kecil tentangnya.
Kota itu, kota Yogyakarta, kota yang sungguh indah dalam bayanganku, dulu.
Dulu aku selalu membayangkan betapa indahnya sudut kota Jogja, lampu-lampu yang berkilauan di malam hari, jalanan panjang lurus yang rata dengan kendaraan yang tak pernah berhenti melintas, kedai makanan dan minuman bertebaran di mana-mana, juga Malioboro yang ikonik.
Hingga kini Jogja masih indah, namun, beberapa realita tentang Jogja sedikit berubah.
Kini Jogja jadi saksi perjuangan merantauku. Kota yang dulu kukunjungi hanya untuk bersantai dan berlibur, kini kota ini jadi tempatku hidup menuntut ilmu, meninggalkan kesenangan di kampung halamanku.
Terkadang bahagia, tak jarang menangis, ada sedikit keluh. Memang begitulah bertumbuh, tak hanya senang, tetapi prosesnya memang sedikit banyak menyakitkan.
Dan Jogja menjadi saksi itu semua dalam diam.
Aku masih mengagumi Jogja dan keindahannya, namun seperti yang kita tahu, yang tampak indah dari kejauhan memang tak seindah kenyataan saat sudah berdekatan, salah satunya Jogja.